It’s 3 o’clock in the morning. Badan ini rasanya lelah. Namun kepala rasanya penuh dengan hal-hal yang tidak seharusnya ada disitu. Yup that’s me. Terkadang kalau lagi ‘kumat’ ya begini. Sebenarnya ada hal mengganjal sih, akibat nonton salah satu film animasi pendek di YouTube yang berjudul “Overcomer”.
Saya tidak pernah mendeklarasikan diri sebagai seseorang yang positif menderita depresi. Karena saya sendiri tidak pernah ke psikiater saat dewasa. Waktu kecil sih pernah, setelah mama meninggal, tapi saya hanya ingat sekilas. Cuma ingat disuruh menggambar, habis itu entah apa yang dibicarakan psikiater itu kepada ibu tiri saya saat itu.
Saya tidak tahu apakah yang saya rasakan adalah benar depresi. Tapi kalau merujuk ke artikel-artikel yang saya baca, bisa jadi saya adalah salah seorang yang mengalaminya. Jujur beberapa kali belakangan ini saya ingin sekali mengunjungi seorang psikiater yang pernah saya kenal saat masih siaran di radio dulu. Entahlah, masih maju mundur tentang itu.
Balik ke film animasi pendek tadi, saat menontonnya tak terasa air mata menetes. Seolah semua memori masa kecil melesak ingin keluar dari kepala. Memori saat mama meninggal, saat kakak tertua saya mengatakan bahwa dia lebih baik kehilangan saya dibanding hewan peliharaan kami, saat abah jarang di rumah, saat saya memergoki ibu tiri-ibu tiri saya selingkuh, saat saya dikhianati oleh orang yang saya cintai, dan masiiihhhhh banyak lagi.
Seperti yang terpampang di film itu, saya mulai membenci diri saya sendiri sejak kecil. Seolah semua pernyataan dan kejadian itu menjerat tubuh saya secara perlahan. Satu persatu kalimat kebencian itu meresap ke dalam diri saya. Menyedot semua kebahagiaan yang saya punya. Ingin rasanya teriak meminta tolong.
Saya sadar semua ini hanya seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja. Berkali saya marah besar walau hanya dipicu hal kecil. Berkali saya memukul diri saya sendiri, marah, karena tidak bisa mengendalikan emosi. Berkali saya mengucilkan diri merasa tidak pantas ada di sekitar orang. Sembari berdoa jangan terlintas lagi untuk mengakhiri hidup.
Ingin rasanya seperti di film pendek itu. Melepas semua belenggu yang mengikat tubuh saya bahkan mencekik leher. Ingin rasanya berdamai dengan keadaan, dengan diri sendiri dan mengatakan dengan sungguh-sungguh, You are Matter..
Jangan pikir saya tidak pernah meminta pertolongan. Beberapa kali saya utarakan hal ini kepada orang-orang terdekat saya. Namun tak jarang diabaikan, malah dibuat becandaan. Mungkin itu juga alasan saya akhirnya diam, kembali memendam hingga akhirnya tak bersuara.
Tulisan ini sebagai salah satu upaya saya melepas sedikit demi sedikit belenggu tadi. Tanpa SEO, tanpa tag, tanpa konsep ataupun serangkaian kriteria yang biasa saya lakukan agar blog post saya terbaca google. Bukan sebagai bentuk minta belas kasihan. Sekedar ingin melapangkan dada yang sesak. Walau hanya sedikit. Menulis memang bisa menjadi salah satu terapi toh? Semoga..
Blue pill, This is a good website Blue pill
Obscene, This is a good website Obscene
Erection, This is a good website Erection
Racy, This is a good website Racy
Stamina, This is a good website Stamina
Groin, This is a good website Groin
Nudity, This is a good website Nudity
Urethra, This is a good website Urethra
Stamina, This is a good website Stamina