Akhir-akhir ini semakin marak berita tentang kekerasan terhadap perempuan. Korban pun tidak hanya wanita usia produktif, tapi sudah sampai ke anak-anak bahkan bayi! Oh my.. Sebagai seorang perempuan, ini membuat saya miris dan merasa was-was. Tidak hanya untuk diri saya tapi untuk generasi anak-anak saya kelak.
Inget gak pernah ramai ada larangan mengenakan rok mini di DPR? Karena ditakutkan mengundang kejahatan dan kekerasan terhadap perempuan dan akhirnya ada demo mengenai itu. Well, buat saya pribadi itu lucu banget sih. Justru bukan karena pakaiannya. Tapi karena para pria yang mencetuskan dan memiliki pola pikir seperti itu merasa rok mininya yang harus disalahkan. FYI, perkosaan itu terjadi bukan hanya perempuan yang memakai rok mini lho.. Tapi juga terjadi kepada bayi, anak-anak, bahkan seorang nenek yang notabene gak pake rok mini saat kejadian. Lalu kenapa fokusnya hanya di baju?
Itulah kenapa saya bilang lucu, terlepas dari cara berpakaian, semua tergantung pola pikir masing-masing orang. Istilahnya, mikirnya aja udah “jorok” ya pasti akan mempengaruhi sikap dan tindakan. Masa laki-laki mau diasumsikan serendah itu pola pikirnya? 😛
Tapi ternyata gak semua laki-laki mikirnya “jorok” lho.. Ada sebuah alisansi yang digerakkan oleh para lelaki yang peduli dengan hak-hak perempuan. Mereka berkomitmen terhadap kesetaraan dan keadilan terhadap perempuan dan laki-laki, menolak segala bentuk tindakan diskriminasi dan juga anti kekerasan terhadap perempuan. Mereka tergabung di Aliansi Laki-Laki Baru. Jadi kalau kamu merasa laki-laki yang ingin ikut membela perempuan bisa bergabung disana.
Verbal Abuse, salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan
Tahu gak kalau kekerasan itu tidak hanya meliputi kekerasan fisik? Tapi ada juga kekerasan psikologis. Kekerasan psikologis merupakan kekerasan secara verbal (misalnya menghina,berkata kasar dan kotor). Kekerasan jenis ini bisa mengakibatkan menurunnya rasa percaya diri, meningkatkan rasa takut, hilangnya kemampuan untuk bertindak dan munculnya rasa tidak berdaya. Dan yang memprihatinkan, tanpa disadari ini sering terjadi di Kekerasan Dalam Rumah Tangga. 🙁
Pertama kali aware tentang ini gara-gara dulu saya pernah dapat majalah gratisan dari sebuah acara musik. Nah disitu saya pernah baca satu artikel yang mengubah sudut pandang saya 180 derajat mengenai Verbal Abuse ini. Selama ini saya selalu beranggapan kalau kekerasan itu hanya berupa kekerasan fisik, tapi dari artikel tersebut saya baru tahu kalau kekerasan ada yang berasal dari ucapan. Istilahnya yaitu verbal abuse. Disitu ditulis kalau seseorang bisa melakukan verbal abuse secara sengaja maupun tidak. Bahkan becandaan sesama teman kalau itu menghina fisik atau hal lain yang mencela bisa dikategorikan sebagai Verbal Abuse lho..
Ternyata banyak pelaku verbal abuse itu ternyata mempunyai latar belakang pernah dicela atau diperlakukan tidak menyenangkan di masa lalunya. Sehingga dengan mudahnya dia akan melakukan itu kepada orang lain, dalam hal ini saya menyimpulkan kalau itu termasuk ‘ego trap’ tapi bahas ‘ego trap’nya lain kali aja yoo.. Panjang kalau dibahas sekarang hehehe
Well, sebagai manusia yang sering banget ngerasain celaan dari orang-orang di sekitar, saya sadar satu hal, ternyata kata-kata itu bisa menjadi sangat berpengaruh terhadap kejiwaan orang lain. Kalau buat saya sih saya gak mau orang lain ngerasain ‘sakit’ yang saya rasain dulu jadi saya menjadi perhatian sekali dengan Verbal Abuse ini dan sebisa mungkin menghargai orang hanya dengan memberikan kata-kata yang baik.
Dengan semakin maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan, banyak orang yang tidak tinggal diam. Baik dengan bergabung ke gerakan/yayasan yang membela hak wanita sampai menyatakan sikap melalui tindakan nyata. Salah satunya adalah blogger muda Tya Napitupulu.
Blogger Muda yang Peduli Kekerasan Terhadap Perempuan
Tya Napitupulu namanya. Nama yang sudah sejak lama digunakannya di semua sosial medianya. Mulai menyukai dunia blogging sejak remaja, tepatnya sejak kelas 3 SMP. Tya memang suka menulis dan menjadikan blog sebagai sarana untuk memublikasikan tulisannya. Pada saat itu blognya memang belum berisikan tulisan yang berbobot. Masih berupa curhatan dan sesuai mood Tya saja. Berawal dari membaca suatu artikel di majalah, lambat laun Tya pun menyadari potensi dari blog sehingga ia pun mulai serius menggarap blognya.
Blog www.tyanapit.com niche-nya adalah Lifestyle. Saat ini Tya belum tau mau diarahkan ke mana, mengingat ia sendiri masih mencari jati diri. Tapi di blog inilah Tya ingin berbagi informasi yang menarik. Salah satunya untuk membagikan hal-hal yang ia yakini dan perjuangkan. Seperti miisalnya, membagikan kampanye anti kekerasan seksual.
Mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Sejarah (FIB UI) ini merasa lebih aktif di luar kampus. Tya aktif sebagai relawan di Yayasan Lentera Sintas Indonesia. Lentera yang awalnya merupakan komunitas bagi penyintas kekerasan seksual, tapi kemudian menjadi sebuah yayasan. Selain itu, Tya juga aktif menjadi Sahabat Jurnal Perempuan di sela-sela libur kuliahnya.
Karena aku suka isu kekerasan seksual. Kenapa aku suka isu ini? Karena aku menyadari adanya viktimisasi terhadap korban. Korban suka disalahin kalo mengalami kekerasan seksual.
Itulah kenyataan yang terjadi. Miris? Bangetttt! Saat seorang perempuan menjadi korban justru malah disalahkan. Bahkan saya pun sempat shock saat mengetahui cerita langsung dari seorang penyintas yang saat diintrograsi polisi malah ditanya “saat kejadian, anda menikmati perkosaannya?” WHAT THE HELL?! Pertanyaan macam apa itu? Jujur saja, sebagai perempuan mendengarnya aja udah mau ngamuk apalagi korban yang ternyata juga terus-terusan ditekan saat diintrograsi. 🙁
Balik lagi ke Tya, selain ngeblog Tya ternyata juga menulis di Qureta dan Archive of Our Own (AO3). Qureta itu mirip Kompasiana, tapi tulisan di sana dimoderasi oleh admin sebelum diterbitkan. Kalau di Archive of Our Own, Tya menulis fanfiction. Fanfiction itu semacam karya fiksi tapi tokoh-tokohnya bisa artis, orang terkenal, atau tokoh drama dan kartun. Sebenarnya ia pun juga menulis di Kompasiana dan Fanfiction.net, tapi sayangnya sekarang Tya tidak terlalu aktif di sana.
Oya, Tya juga pernah pernah menang di kompetisi blog yang diselenggarakan Blogger Perempuan bersama In Harmony Clinic. Kalau membaca tulisan Tya di www.tyanapit.com memang terlihat keren! Rapih dan terstruktur, makanya gak heran waktu Tya menang lomba.. Keep the good work ya’, Tya! 😉
Kenalan lebih jauh dengan Tya Napitupulu yuks..
Facebook/Twitter/Instagram : @tyanapit
Email : tya_napit@hotmail.com
Aduh aku malu banyak fotonyaaa
apa saja yang termasuk kekerasan pada perempuan ya?
thank