Ya, Self harm adalah masa lalu Bunchy. Gak nyangka kalau banyak yang mampir di artikel tentang self harm. Artikel yang tadinya hanya berisi sebuah “pengakuan” atas apa yang Bunchy alami. Bertahun-tahun silam dan bekas luka itu masih ada. Menjadi sebuah cerita yang membuat dada sesak.
Jangan kira semua itu telah berlalu sepenuhnya. Ada kalanya rasa marah dan frustasi tetap tak bisa keluar dari kepala dan dada. Namun seolah ada yang bermetamorfosis dari itu. Menjadi seorang ibu pun bisa masuk ke fase Post Partum Depression. Dan sekarang ini bukan lagi tentang rasa sendiri, tapi justru takut menyakiti orang lain, terutama Al, menyakiti diri sendiri pun lagi-lagi jadi pilihan.
Perjuangan yang terus berkesinambungan. Tak ada habisnya. Walau semua terasa membaik, namun tetap ada kalanya tak bisa dibendung. Pilihan untuk melakukan terapi ada, ingin, tapi ntahlah rasanya waktu berlalu cepat sehingga tahu-tahu telah berganti hari.
Rasa ingin menghilang ketika membuka mata itu tetap ada. Kekosongan itu masih punya satu ruangan sendiri. Monster itu tertidur lelap namun selalu bisa bangun kapan pun ada bom jatuh disampingnya.
Bekas self harm adalah amunisi
Kecewa dengan teman, keluarga, pasangan? Terasa sendiri walau berasa di tengah keramaian. Perasaan marah yang terasa seperti pukulan bertubi-tubi di dada. Kekosongan yang menyeret di malam hari ketika memaksa mata untuk terpejam.
Ah.. terasa familiar ya? Bunchy gak mau sok suci, like nothing happens. Because something’s happen. Semua perasaan itu masih ada. Tapi yang membuat sekarang berbeda adalah tanpa Bunchy sadari, salah satu cara terbaik untuk tetap menidurkan monster ini adalah terus membuat diri dan pikiran ini sibuk dengan hal lain.
Dalam hal ini mengurus Lilo Says Factory. Disinilah seolah menjadi tempat pelarian sempurna untuk selalu membuat lelah monster itu. Mengelola semua emosi untuk tujuan yang memberikan hasil. Bekas self harm adalah sebuah amunisi yang harus dikelola dengan baik. Namun sebelum semua itu, ada hal penting yang pertama kali harus dilakukan. MENGAKUI
[bctt tweet=”Yes, my life is not perfect. Yes, I have a bunch of problem. Yes, my life su*ks. Yes, they’re disappointing me. Yes, they’re bullying me. Yes, I made bad decision. BUT I’M STILL ALIVE, RIGHT?” username=”uchysudhanto”]
Mempunyai tujuan adalah salah satu obat terbaik
Seseorang pernah bilang sama Bunchy. Kita ini lahir ke dunia karena mempunyai suatu misi, suatu tujuan. Tujuan itulah yang harus kita cari dan perjuangkan. Bagaimana menemukan tujuan itu? Seiring berjalannya waktu, dengan mencari apa yang kita sukai, apa yang membuat kita bersemangat dan apa yang membuat kita bahagia.
Klise? Memang.. Hehehe tapi itu klise kalau belum mengerti maknanya. Mungkin kamu akan bilang, ah ngomong mah gampang. Emang gampang, tinggal ngucap kan 😛 Tapi Bunchy mulai menyadari apa maknanya. Tujuan seperti apa yang Bunchy mau.
“Sebaik Baik Manusia Adalah Yang Paling Bermanfaat Bagi Orang Lain”
Sabda Rasulullah SAW tersebut menjadi salah satu pegangan Bunchy sekarang. Salah satu caranya adalah dengan menulis ini. Cara lainnya adalah berusaha membesarkan Lilo Says Factory sehingga bisa membantu banyak makhluk hidup. Yes, makhluk hidup, tidak hanya manusia tapi juga hewan dan alam.
Mau tahu apa kebahagiaan Bunchy sekarang? Receh deh.. Cuma kalau dapat chat dari customer yang bilang kalau produk Lilo Says Factory itu enak banget dan membuat dia serta keluarga senang. Apa yang lebih membahagiakan daripada bisa membahagiakan orang lain coba? Se’simple itu.
Kebahagiaan-kebahagiaan dari customer itu yang jadi amunisi Buncy untuk menjalani hari (selain pelukan dan ciuman dari Al tentunya). Tujuan membahagiakan orang lain lewat karya, dalam hal ini makanan. Karena lewat jalur inilah Bunchy bisa menemukan tujuan..

Source : Pinterest
So, coba mulai flashback. Singkirkan dulu semua kabut hitam itu, cari tahu, apa sih tujuan hidup mu? Apa yang menjadi impian mu. Kejar.. Karena kamu terlalu berharga untuk sekedar berada di dalam kamar gelap itu. Padahal dunia di luar sana berwarna-warni yang sayang sekali jika dilewatkan..
Kikis rasa sakit itu. Ubah amarah menjadi energi positif yang bisa membangkitkan dirimu untuk lebih baik. Tak perlu malu dengan semua bekas luka itu. Karena bekas self harm adalah tanda perjuangan kita. Mereka yang memandang sebelah matalah yang seharusnya dikasihani karena tidak mempunyai rasa empati. Sedangkan kita punya, karena kita pernah ada disana. Dan kita bisa survive.
Keep strong, Survivor..
Setujuuuu! Aku juga percaya mak, kalau pengakuan adalah awal dari pemulihan.
:peluuuukkk
Bunchy tetap semangat ya. Aku yakin pasti mampu mengubah amarah masa lalu menjadi energi positif .
Semua orang punya masalalu, punya sisi gelap, yang tanpa kita sadari menkadi moster di sudut diri yang kadang tidak terasa, dan sangat terasa ketika sikon tertentu. Kalan keluarnya berdamai? Tidak semudah itu, tapi membuang moster dengan terus menulisnya, membaginya ke udara, ke hati-hati yang siap menerima…perlahan seiring waktu moster itu akan jadi serpihan debu. Tetap sangat uchi
Thank you uchy, this help me a bit, i was cutting my self just 30 minutes before found this article. Thank you