Eco & Compact Living: Mengatur Hunian di Lahan Terbatas

Waktu kecil saya terbiasa dengan rumah dan kamar yang besar jadi rasanya gak pernah ada masalah mengenai lahan atau tempat penyimpanan. Tapi seiring berjalannya waktu dan merasakan sendiri saat mulai kost sampai [Alhamdulillah] punya rumah sendiri, akhirnya merasakan sekarang ini lahan  tempat tinggal semakin lama semakin berkurang.

Awal mencari rumah, saya sempat stress saat tahu harga dan ukuran tanah maupun bangunannya yang termasuk uwoooww.. Sampai berpikir ini gimana menatanya dengan ukuran yang rata-rata gak lebih dari 3×3 meter persegi. Otomatis dari punya  barang yang segambreng pun akhirnya terpaksa harus dicoret dari daftar barang yang mau dibawa.

Belum lagi kadang lelah mendengar pertanyaan orang, “Rumahnya dimana? Hah?! Jauh banget….” I know.. I know.. Hari gini lahan di ibukota itu susyah cyynn untuk cari hunian yang nyaman dan sesuai. Pilihan lainnya adalah apartemen. Sebenarnya ini salah satu impian saya lho.. Tinggal di apartemen yang memiliki akses mudah kemana-mana.

Kembali ke masalah tempat terbatas, Sabtu 19 November 2016 lalu Blogger Perempuan Network dengan Prajawangsa City  mengadakan ngobrol cantik dengan tema “Eco & Compact Living” dengan pembicara Rabani Kusuma Putra, atau yang biasa disapa mas Iron, dari Nimara Architects dan mbak Bayu Fristanty dari Rapi-Rapi Professional Organizer. Pas banget nih!

Eco & Compact Living sebagai salah satu solusi lahan terbatas

Menurut mas Iron di masa depan dengan semakin berkurangnya lahan maka ruang gerak kita akan semakin terbatas. Solusinya adalah bagaimana mengatur agar ruang yang kita punya bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Ruang gerak manusia di masa depan makin terbatas, jadi mulailah belajar mengatur ruang lebih efisien

Eco Design bisa menjadi alternatif untuk mendapatkan hunian yang tetap nyaman walaupun ruangnya terbatas. Eco Design atau Green Design terdiri dari perancangan, pelaksanaan, dan pemakaian material yang ramah lingkungan serta penggunaan energi dan sumber daya yang efektif dan efisien. Ada 6 aspek yang bisa kita terapkan, yaitu:

• Energi. Menghemat energi itu penting! Contohnya dengan memakai lampu yang hemat energi, matikan listrik yang tak perlu, pakai air secukupnya, dan lain-lain.
• Tanah. Sebenarnya yang ideal itu pembagian lahan adalah 70% untuk hunian dan 30% untuk lahan hijau. Lahan hijau ini untuk resapan tanah, berkebun, tempat main anak, dan relaksasi. Enak banget kan rasanya kalau punya taman hijau? 😉
• Air. Air hujan bisa bikin rumah banjir lho. Makanya untuk mengantisipasinya ya harus ada resapan. Atau bisa juga menyediakan menyediakan bak penampungan air hujan. Nantinya air hujan bisa dipakai lagi untuk menyiram tanaman, membersihkan halaman, dll. Jadi gak ada yang terbuang percuma.
• Cahaya dan udara alami. Supaya gak terus-terusan nyalain lampu atau AC nih.. Pastikan cahaya yang masuk cukup dan sirkulasi udara baik.
• Eco material. Material yang ramah lingkungan. Bisa didaur ulang, bahan alam, bisa jadi pilihan.
• Smart design, ini penting supaya kita bisa memaksimalkan fungsi ruang walau lahan terbatas. Dengan design yang pas maka gak berasa “kesempitan” lahannya.

Bagian desain udah, tapi dengan tempat yang serba terbatas masih suka numpuk barang sembarang gak? Tahu gak? Bahkan  seseorang membutuhkan waktu rata-rata 20 menit hanya untuk mencari sesuatu. Keliatan biasa? Coba dikali 356 hari, kebayang gak waktu yang habis cuma buat cari barang?

Gak jarang kemampuan kita dalam mengatur barang yang jadi masalah. Seberapa sering sih kita merapikan barang? Salah satu pedoman yang saya berusaha tepati adalah “Taruh kembali barang yang sudah dipakai ke tempatnya semula.” Simple, tapi seringnya lupa! 😛

Menurut mbak Bayu Fristanty dari Rapi-Rapi Organizer, ada empat trik jitu supaya barang-barang tetap rapih, terutama kalau tempat penyimpanan terbatas:

• Review and assess. Harus paham dulu nih sama perilaku dan rutinitas kita. Lalu pilih ruang mana dulu yang mau jadi prioritas kena pembersihan.
• Group and sort. Artinya kita harus mulai menyortir barang yang kita punya dan dikelompokkan sesuai fungsinya.
• Place it. Tempatkan barang-barang di tempat yang layak. Contohnya taruh buku di rak buku.
• Maintain. Bagian paling susah nih, konsisten pertahankan sistem yang sudah kita buat dan jalani itu. Jadi udah gak bisa mood-mood’an lagi hehehe

Jadi sebenarnya gak usah takut dengan lahan terbatas, yang penting memaksimalkan apa yang ada. Apalagi di jaman sekarang, kalau memang susah mencari hunian yang luas, lahan terbatas pun ok banget kok. Kan bisa menerapkan konsep Eco & Compact Living. Terutama untuk kaum urban yang butuh kemudahan akses dan investasi yang tepat. Salah satu pilihannya bisa ke Prajawangsa City

Prajawangsa City

Synthesis Development yang terkenal terus berusaha untuk menciptakan ruang hidup yang nyaman dan menyenangkan, sedang mempersiapkan proyek superblok terbaru di area Jakarta Timur.  Synthesis Development merupakan perusahaan pengembang terpercaya di Indonesia yang memiliki beragam proyek di bidang properti, ritel, apartemen, perumahan, superblok, kantor, dan hotel. Diantaranya: Bassura City, Mall@Bassura, Synthesis Residence Kemang, dan Synthesis Square.

Proyek ini akan terdiri dari 8 tower dengan jumlah 4000 unit, mengusung ciri khas Strategis, Seru, Semarak. Untuk masalah akses, Prajawangsa City memiliki akses yang mudah ke kawasan perkantoran di TB Simatupang dan kawasan industri di sepanjang Tol Cijago. Memiliki luas area 7 hektar, terletak 1.8 km dari Jakarta Outer Ring Road (JORR) – TB Simatupang, 3.5 km dari rencana pembangunan Stasiun Light Rail Transit (LRT) Kampung Rambutan, 3.8 km, dari Gerbang Tol Jagorawi, dan akses langsung ke Bandara Halim Perdana Kusuma.

Investasi paling menguntungkan adalah properti. Jadi jangan sampai menyesal kalau kehabisan.. 😉

Marketing office Prajawangsa City

Jl. Pedati Selatan No. 8

Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur

No telp: 021 2287 8800

Website: www.prajawangsacity.id, www.synthesis-development.id