TRIGGER WARNING!
Bijak dalam menelaah artikel ini ya..
Beberapa hari terakhir ini ntah kenapa fyp Tiktok Bunchy isinya tentang Self harm. Berawal dari salah satu trend yang menunjukkan berapa lama lepas dari keinginan untuk melakukan selfharm. Dan itu bikin sempet flashback sih, berusaha mengingat kembali kapan terakhir kali darah mengalir dari kedua tangan ini dengan sengaja. Gimana ya cara berhenti Selfharm waktu itu?
Jujur saja lupa sih tepatnya kapan. Karena semua itu adalah proses yang gak sebentar. Ada jeda lamaaa gak self harm, tapi pernah satu dua kali saat trigger-nya terlalu kuat. Dan ada perubahan yang sesekali itu. Bukan cutting, tapi mukulin diri sendiri dan jedotin kepala ke tembok. Sakit? Yailah.. Udahannya mah benjol. Hehehe
Sekarang bisa dengan enteng ya ngomongin beginian, dulu mah boro-boro, beban hidup rasanya berat banget. Terasa lebih berat saat gak bisa meluapkan dan akhirnya melakukan self harm. Sini peluk dulu kalau kamu masih di fase itu.. Kamu itu hebat!
‘Bunchy enak udah bisa berhenti self harm..’ Eits.. jangan kau pikir semudah itu Marimar. Jangan menganggap enteng dalam menghadapi semua masalah. Urutannya itu, masa-masa labil remaja ke dewasa lewat, datang masa quarter life crisis. Quarter life crisis lewat, datang masalah rumah tangga. Masalah rumah tangga lewat, muncul masalah keluarga. Kaya emang sengaja udah diporsikan gitu lho..
Bunchy sendiri berhenti cutting itu di masa labil remaja ke dewasa lewat. Tepatnya sejak masuk ke dunia kerja ditambah aktif ngegym lagi. Padahal kalau dipikir-pikir gaji fresh graduate jaman dulu nekat bayar mega gym tiap bulannya ya songong banget sih. Tapi itu terbukti banget bisa jadi cara berhenti self harm. Ambil dua kelas sekali datang, dijamin, pulang ke rumah langsung tepar gak pakai overthinking lagi. Kalau lagi kesel paling enak kelas RPM sama BodyCombat sih.
Kemudian terjun di dunia broadcasting yang mana hampir menyita waktu 24 jam sehari. Udah gak kepikiran buat melakukan self harm karena kerja bagai quda, kalaupun galau ya paling cuma bengong saking badan capek kurang tidur siaran sampai tengah malam, jam 6 pagi harus siaran lagi. Padahal kalau dipikir ulang, itu cara self harm juga sih dengan ngegeber badan kerja rodi gitu.
Berhenti self harm sampai memasuki masa rumah tangga, satu tahun pernikahan ada masalah besar. And yes, self harm generasi kedua, gunting rambut ngasal, mukulin diri sendiri, dinding kamar mandi jadi korban saking gak ada pelampiasan karena waktu itu udah berhenti ngegym juga. Untungnya cuma beberapa minggu. Selanjutnya berhenti karena kedapatan diri hamil anak pertama dan akhirnya berhenti self harm sampai sekarang.
Terserah sih kalau mau bilang semua itu cuma pelarian. Kembali lagi, semua itu proses. Buat Bunchy semakin ‘memaksa’ diri untuk berhenti, semakin godaan itu terus datang. Cara satu-satunya adalah dengan mengalihkan pikiran dengan fokus ke hal lain yang menyita waktu dan tenaga. Dan gak ada yang bilang kalau itu gampang untuk dilakukan, tapi ternyata bukan hal yang mustahil juga. Yang pasti bukan proyek Roro Jongggrang yang dalam semalam bakal berubah. Enjoy the process..
Cara Berhenti Self harm: Temukan Tujuan Hidup
Di tahun kedua lewat dari quarter life crisis, ada seseorang yang pernah bilang ke Bunchy, ‘Setiap manusia dilahirkan itu punya tujuannya masing-masing. Tuhan menciptakan manusia bukan tanpa sebab. Seperti sebuah kotak, kita harus menemukan kunci dari kotak itu dan didalamnya menemukan tujuan kenapa kita diciptakan.’
Bunchy sendiri menemukan kunci itu saat melewati quarter life crisis. Masa masih nyaman kerja kantoran tapi akhirnya menemukan pencerahan ingin terjun ke usaha kuliner seperti almarhum mama dulu yang punya usaha catering namun hanya sebentar karena akhirnya tak berumur panjang. Akhirnya membulatkan tekad untuk lepas dari pekerjaan kantoran dan punya usaha sendiri.
Disitulah pertama kali Lilo Says Factory muncul, dari yang anti masuk ke dapur sampai akhirnya keasikan sendiri meracik bumbu. I found my happiness when people happy eating my food. Tahun berlalu sampai akhirnya sekarang di titik memiliki usaha makanan Jepang, ALA Gyoza yang Gyoza-nya jadi favorite banyak orang dan dibilang lebih enak dari restoran Jepang mana pun.
Membangun usaha ini jelas punya tujuan. Tujuan untuk berbagi kebahagiaan, membuka lapangan pekerjaan, serta membantu banyak orang dengan hasil yang didapat. Tujuan inilah yang akhirnya menjadi fokus utama Bunchy dan menjadi cara berhenti self harm. Menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain dengan ikhlas, tanpa harapan timbal balik. And it feel so good!
Jadi untuk kamu yang sedang di fase berhenti, YOU ARE AMAZING! Bunchy bangga banget sama kamu! Langkah sekecil apa pun itu berarti. Terus mencoba ya sampai akhirnya kamu terbiasa dan tak perlu berusaha keras lagi untuk sampai ke titik henti. Sampai akhirnya kamu bisa memeluk dirimu sendiri dan berkata, ‘Terima kasih kamu sudah sekuat ini. Terima kasih mau terus berjuang. Kita harus bahagia dengan cara yang baik..’
Peluk hangat untuk mu, pejuang hebat.. 🙂
Lara says
This was the fourth article that I have just been related to this topic and it was the one that made it most clear to me. I liked it. link do resultado minas cap