
Masih teringat jelas saat awal pandemik terjadi dan dampaknya mulai terasa. Sebagai pengusaha kuliner rumahan, rasanya pusing tujuh keliling saat harga bahan sayur mayur ada yang melonjak drastis dan ada yang jatuh. Salah satu yang most wanted Bunchy saat itu adalah bawang bombay. Baik belanja sayur online maupun offline, harganya bikin ikutan nangis bombay.
Mungkin saat masih kerja kantoran, masalah ini tak begitu terasa. Namun setelah jadi ibu rumah tangga yang setiap hari harus memasak untuk keluarga, ya pusing juga ya Mums. Kita tetap dituntut memberikan yang terbaik, namun kondisi semakin hari ternyata dampak pandemik pun semakin terasa. Ribuan orang terancam PHK, daya beli menurun, petani kita pun menjerit.
Apalagi dengan banyaknya tempat usaha yang tutup seperti restoran, hotel, perkantoran yang menggunakan jasa catering, semakin memperburuk kelangsungan hidup para petani Indonesia. Yang biasanya setiap panen langsung dijual ke tempat-tempat tersebut, ini malah tak terjual, menumpuk dan akhirnya membusuk. Padahal para petani sudah menggunakan modal mereka sebelumnya untuk musim tanam. đ
Permasalahan Petani Indonesia
Mungkin banyak yang belum memahami bagaimana sih sebenarnya permasalahan yang terjadi pada petani kita. Mungkin selama ini kita hanya tahu sayur yang dijual di tukang sayur atau pasar. Padahal prosesnya itu panjang lho, Mums. Dan para petani merupakan garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan. Kebayang gak kalau tak ada lagi petani yang menjual hasil tanamnya? Mau makan apa kita?
Saat ini Indonesia tengah menghadapi tiga tantangan yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan nasional, yaitu:
- Kualitas sumber pangan yang kurang maksimal: disebabkan oleh pengetahuan petani yang masih minim, perubahan iklim yang ekstrim, dan penggunaan pestisida yang kurang bertanggungjawab sehingga mempengaruhi kualitas lahan.
- Jumlah petani yang terus berkurang: masih minimnya regenerasi petani karena generasi muda lebih memilih atau diarahkan untuk bekerja di luar sektor pertanian, dan bertani belum dianggap sebagai bidang pekerjaan yang menjanjikan.
- Lahan yang semakin terbatas: rata-rata luasan lahan baku sawah berkurang 650 ribu hektar per tahun (Kementan RI, 2020), hanya 31,5% atau 570.000 kilometer persegi lahan di Indonesia yang digunakan untuk pertanian (Bank Dunia, 2017), dan banyak petani yang memilih untuk menjual lahan mereka untuk dijadikan lahan pabrik atau perumahan karena dianggap lebih menguntungkan.

Gak hanya itu Mums, pandemi COVID-19 menimbulkan banyak tantangan lain yang tak kalah pelik, sehingga jelas menurunkan kesejahteraan petani. Padahal seperti Bunchy bilang tadi, petani merupakan pihak yang berperan besar untuk ikut menjaga ketahanan pangan nasional. Kalau garda terdepannya tidak dijaga, bagaimana bisa ketahanan pangan nasional bertahan?
Salah satu tantangan lainnya adalah akibat pembatasan sosial dan transportasi menyebabkan terbatasnya distribusi komoditas pangan antar kota, antar provinsi maupun antar pulau sehingga hasil panen tidak bisa dilakukan secara maksimal di pasaran. Pantas saja ya sempat ada berita petani yang kecewa sampai membuang hasil panen karena tidak mendistribusikannya.
Bango Pangan Lestari, Wujud Nyata Unilever dalam Membantu Petani Indonesia
Hari Selasa tanggal 25 Agustus 2020, Unilever yang memiliki komitmen global sampai tahun 2050 untuk menjadi katalisator bagi upaya peningkatan ketahanan pangan dengan menciptakan sistem pangan yang lebih baik, memperkenalkan sebuah program bernama âBANGO PANGAN LESTARIâ yaitu menggalakkan pertanian yang berkelanjutan. Ini merupakan bentuk dukungan Bango terhadap strategi pemerintah untuk meningkatkan kualitas industri pertanian dan tercapainya ketahanan pangan di Indonesia.

Acara yang dilangsungkan melalui webinar ini dipandu oleh Mums cantik, Nirina Zubir, serta hadir beberapa narasumber yaitu bapak Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng, yang merupakan Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Ibu Hernie Raharja, Director of Foods and Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk. Mas Rusli Abdullah, pengamat pertanian dan peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), mbak Oshin Hernis, Head Of Communications Sayurbox serta mas Aria Alifie Nurfikry, Vice President of Marketing TaniHub Group.
Dari pemaparan Bapak Agung terlihat jelas permasalahan para petani Indonesia, dampak dari pandemik dan bagaimana solusi yang bisa dijalankan. Dan sebagai wujud komitmen Unilever, ada dua hal penting yang dilakukan agar berkontribusi terhadap sistem pangan yang lebih baik, yaitu melalui:
- Diversifikasi konsumsi makanan:
- Mengarahkan perubahan pola makan masyarakat menuju lebih banyak bahan pangan berbasis nabati
- Memproduksi bahan makanan bergizi dan terjangkau yang memiliki cita rasa tinggi
- Menawarkan bahan makanan yang terfortifikasi dengan zat gizi untuk mengatasi kesenjangan nutrisi yang mengkhawatirkan
- Mempromosikan penggunaan bahan-bahan dari sumber yang berkelanjutan dan bekerja sama dengan seluruh pihak di seluruh value chain untuk mendorong keanekaragaman bahan pangan nabati
- Memanfaatkan terobosan dalam hal sains dan teknologi dalam proses manufaktur dan inovasi guna memenuhi kebutuhan konsumen
- Diversifikasi produksi pangan
Unilever ingin membangun fondasi yang kuat untuk Praktek Pertanian Berkelanjutan, sehingga dapat mempersembahkan makanan yang sehat dari planet yang sehat pula ke seluruh masyarakat di berbagai belahan dunia.
Ternyata sejak mengakuisisi Kecap Bango dari tahun 2001, Unilever Indonesia sudah banyak melakukan kegiatan untuk kemajuan pertanian di Indonesia, antara lain: Bango bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada untuk mengembangkan kedelai hitam Malika yang pada saat itu langka, serta melakukannya dengan memenuhi Unilever Sustainable Agriculture Code (USAC), yaitu serangkaian standar cara bertani yang ramah lingkungan.

Selain itu Bango bekerjasama dengan Promoting Rural Incomes through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) untuk melakukan studi mengenai sistem pemupukan dan irigasi yang mampu menjawab tantangan perubahan iklim di Indonesia. Karena seperti kita tahu ya Mums, Indonesia kalau sudah musim panas bisa ekstrem.
Tak hanya itu, Bango juga memperhatikan kesejahteraan para petani dan keluarga lho, dengan adanya âProgram Saraswatiâ yang memberdayakan buruh tani wanita, istri petani dan kelompok wanita yang terlibat dalam kegiatan pemilahan kedelai hitam fase pasca panen sehingga mampu berkembang dan menunjukkan aktualisasi diri. Serta menggagas program âPenggalakkan regenerasi petaniâ.
Belanja Sayur Online melalui BANGO PANGAN LESTARI
Selama masa pandemi ini, Mums merasakan gak ada perubahan dalam berbelanja? Ternyata hal ini memang benar adanya lho. Menurut mas Rusli Abdullah, terjadi perubahan perilaku konsumen terutama dalam belanja sayur online. Hal ini pun rupanya ditangkap pula oleh Bango sehingga meluncurkan program Bango Pangan Lestari.
Program “Bango Pangan Lestari” ini berkolaborasi dengan platform e-commerce yang bergerak di bidang belanja sayur online yaitu Sayurbox dan TaniHub Group. Caranya gampang Mums, hanya dengan masuk ke website bango.co.id/bangopanganlestari kemudian membeli bahan makanan melalui dua platform ini, Mums sudah membantu para petani Indonesia. Kok bisa?

Bisa dong.. Karena salah satu masalah petani kita yaitu dalam hal distribusi akan teratasi, yang mana jika kita belanja sayur online di Sayurbox atau TaniHub Group maka distribusinya akan lebih singkat, sehingga mengurangi resiko kerugian petani. Gak hanya itu, kita bisa dapat voucher belanja juga lho Mums. Asik banget deh..
Melalui program ini pula, para petani akan mendapat beragam keuntungan. Nantinya, kolaborasi ini akan memperluas jaringan mitra petani sehingga lebih banyak petani di Indonesia yang terbantu kesejahteraannya. Beberapa bentuk pelatihan untuk menerapkan sistem pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan juga.akan diadakan, seperti pembuatan pupuk organik cair dan pelatihan literasi keuangan.
Wuah.. Semoga masa depan petani Indonesia akan semakin baik ya.. Yuk dukung para petani Indonesia melalui program Bango Pangan Lestari ya Mums..
Kak, itu link bangopanganlestari nya udah ga bisa diakses lagi, Kalau di klik menuju ke laman 404. Coba deh dicek.
Areola, This is a good website Areola
Obscene, This is a good website Obscene
Cialis, This is a good website Cialis
Groin, This is a good website Groin
Blue pill, This is a good website Blue pill
Cialis, This is a good website Cialis
Testicles, This is a good website Testicles
Sex, This is a good website Sex
Erectile, This is a good website Erectile