Jujur aja agak berat buat saya menulis tentang ini. Menulis tentang awal terciptanya bekas-bekas luka di tangan kanan kiri ini. Setiap goresan bukan hanya sembarangan goresan, tapi mereka punya cerita masing-masing. Saya sendiri awalnya tidak mengetahui apa itu Self Harm, sampai akhirnya saya mengetahuinya bertahun-tahun setelah saya melakukannya.
First of all, buat yang cuma mau komentar miring tentang ini, dipersilahkan untuk langsung arahkan mouse ke ujung kanan atas, klik di tanda silang aja ya. Karena ocehan negatif kamu gak akan ada gunanya disini. đ
Apa itu self harm
Self Harm, saya baru istilah itu di suatu malam saat saya berumur 27 tahun. Hasil nonton video-video di Youtube dan jujur aja membuat saya kaget. Gak pernah nyangka kalau ternyata banyak orang yang âterjebakâ di kebiasaan ini. Buat yang belum tau, Self Harm adalah suatu âkegiatanâ menyakiti diri sendiri akibat menahan emosi. Bisa dengan cutting, menyilet, menjedotkan kepala ke tembok, apa pun untuk menyakiti diri sendiri. Itu pandangan secara umum. Tapi saya akan berusaha menjelaskannya dari sudut pandang saya sendiri apa itu Self Harm.
Hidup saya memang tidak “mudah” sedari saya kecil. Saat usia saya sekitar 14-15 tahun kelas 3 SMP, gak inget tepatnya. Sedang ada permasalahan dalam keluarga saya, kakak-kakak saya berantem sampai ada kekerasan. Terlalu penuh dengan drama hidup saya saat itu, but thatâs not the point.  Saat itu saya marah, sedih, kecewa, dan mabuk oleh vodka. Iya saya mabuk karena menyembunyikan botol vodka di kamar hasil pemberian teman (dan sekarang sama sekali tidak bangga dengan hal itu). Tiba-tiba tangan saya memegang pecahan kaca dari kamar mandi. Tanpa saya sadari potongan kaca itu sudah mulai menggores lengan kiri saya. Darah mengalir dengan cepat. Perih tapi sekaligus puas karena merasakan lebih tenang setelah dihantam dengan rasa marah, sedih, kecewa yang tidak dapat saya ekspresikan itu. Itulah awal mulanya.
I felt alone, depress, scared, donât know what to do. Sejak itu saya selalu pakai jaket ke sekolah, karena jelas memperlihatkan bekas luka di tangan kanan kiri bukan sesuatu yang bijaksana. Gak banyak yang tau tentang ini. Gak ada yang perlu tau juga sih. Saya menjadi seorang self harmers sampai dewasa. Alasannya satu, saya gak bisa mengekspresikan luapan emosi dari diri saya. Terlalu banyak hal yang berkecamuk di pikiran saya. Tapi tetap rasa itu hanya bisa terpendam selama bertahun-tahun.
Iâm not sayin this is a great way to face your emotion. Sama sekali gak. Dari hasil nonton Youtube malam itu saya baru sadar, banyak sekali yang merasakan seperti saya dulu. Apalagi Self Harm ini kebanyakan dialami anak remaja usia 11-17 tahun. Alasannya macam-macam, bullying, rasa tidak dihargai, emosi yang terpendam, masih banyak lagi. Dan itu bukan hanya disebabkan oleh orang luar, tapi selalu besar kemungkinan penyebabnya dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga. Ironis ya?
Mungkin ada yang bilang, â ah.. itu anak abg labil aja.. makanya ngelakuin kaya gitu. ” Screw you! Kamu yang gak mengalaminya dan berbicara seperti itu, gak pernah tau gimana rasanya diabaikan, kebingungan, marah, sedih yang gak bisa keluar, sendirian, tanpa tau harus berbicara sama siapa. Dan kebanyakan orang yang bilang itu gak menyadari kalau dia salah satu penyebab orang bisa melakukan Self Harm karena omongannya itu. Karena empati yang hilang dan tidak menyadari apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Atau mungkin ada yang bilang, â ah.. cuma cari perhatian aja” well, hellooo⊠bahkan self harmers ini gak mau lho orang lain tau. Dia aja gak bisa ngeluapin emosinya ke orang lain, yang bisa dia lakukan menahannya dan ngelukain diri sendiri hanya untuk sekedar nyari ketenangan.. Pathetic? Yes, indeed! Makanya mereka, kami, butuh bantuan bukan hanya perhatian. Karena pada dasarnya kami mau banget untuk menjadi seperti kalian yang mengkategorikan diri sebagai orang normal.
Sampai umur 29 tahun ini, terkadang saya masih merasakan dampak dari Self Harm yang saya lakukan dulu. Ada kalanya saya merasakan depresi luar biasa. Merasa benar-benar sendirian. Kesepian walau di tengah keramaian. It still feel like nobody really cares about me. Nobody can understand. Saya sudah berhenti cutting sejak 6 tahun yang lalu, tapi justru terkadang keadaan tidak membaik karena saya semakin tidak bisa melampiaskan emosi, walaupun sedikit reda dengan pelarian ke gym olahraga berjam-jam. Tapi selalu ada masanya perasaan kesepian itu muncul, potongan-potongan gambar yang menyakitkan di masa lalu terkadang kembali dan membuat semakin buruk. Tapi lagi-lagi, saya susah untuk mengekspresikannya, tapi setidaknya sudah terkontrol.
Saya membagi cerita ini bukan untuk publisitas, tapi hanya sekedar sharing, bahwa semua ini bisa terjadi dengan siapa saja. Anak, adik, kakak, sahabat, saudara kamu. Jangan menganggap ini remeh. Tolong jangan menghakimi self harmers, lebih baik diam kalau kamu hanya mau menghakimi mereka dengan ketidaktahuan kamu.
How to stop Self Harm?
Mengakui bahwa ada sesuatu yang salah dalam hidup, bukanlah sebuah kekalahan. Click To TweetMengakui bahwa ada sesuatu yang salah dalam hidup, bukanlah sebuah kekalahan. Tapi justru itulah awal untuk menyembuhkannya. Awalnya saya denial dengan apa yang saya hadapi. Tapi ternyata semakin saya menyangkalnya, semakin tersiksa pikiran dan tubuh saya. Makanya pada saat saya mengetahui apa itu self harm, saya menyadari inilah yang sebenarnya yang terjadi pada diri saya. Seperti penyakit yang harus ada diagnosa dulu baru tahu obat apa yang tepat.
Buat kamu yang seorang self harmers, satu pesan saya, kamu gak sendirian. Saya tahu rasanya. Please.. jangan lakuin itu lagi.. YOU ARE WORTH! YOU ARE PRECIOUS! Karena pada akhirnya bukan omongan mereka yang harus kamu pedulikan. Bukan perhatian mereka yang harus kita cari. Tapi bagaimana belajarlah untuk peduli dan mencintai diri sendiri. It’s not selfish at all. Tapi belajar untuk mengetahui bahwa diri kamu berharga di mata kamu sendiri akan membuat kamu bisa menghadapai apa yang terjadi. Pemahaman bahwa kamu LAYAK untuk bahagia.
It is hard to free from being Self Harmers. I know the point is I have to love myself. Click To TweetIt is hard to free from being Self Harmers. I know the point is I have to love myself. I still learn how to be better. I do. And itâs getting better now even tough there is always be a hard time.. Temukan kedamaian untuk diri kamu. Ada banyak cara kok untuk semua itu. Salah satunya mendekatkan diri kepada Tuhan bisa jadi cara paling ampuh! Bisa juga dengan ikut yoga dan meditasi, menyalurkan energi untuk kegiatan olahraga, bisa juga lho memulai blogginguntuk menyalurkan emosi yang terpendam, pokoknya apa pun deh yang bersifat positif. Yuk jadikan bekas self harm sebuah amunisi.
Kalau ada yang bisa saya bantu untuk sekedar sharing silahkan hubungin saya di social media mana pun dengan ID @uchysudhanto .. atau email ke uchysudhanto@gmail.com .. This gonna be our secret.. Please donât feel alone.. Because you are not.. Iâm with you.. đ
ah aduh aku baru baca ini, uchy… peluk dulu ah.
alhamdulillah semua bisa dilewati oleh uchy
Alhamdulillah mbak Inna.. semua malah jadi pelajaran berharga.. đ
Self harm itu nular gak ya?
Uda bertahun2 aq melakukan selfharm..ato cutting..sampe hari ini br tau namanya selfharm n byk yg mngalami nya.. Hny prasaan sakit bs ilank stlh cutting wlo ga parah berdarah2 tp goresan besetan lmyn membekas.. Sangat susah mengontrol emosi n sakit di hati hingga melakukan cutting..mlh br bs lbh calm down..
Saya sudah melakukan self harm sejak usia remaja.. Tapi saat it memeng tidak tahu istilah ini. Hanya dengan cutiing dan menyakiti perasaan bisa lega.. Bahkan awalny saya blm menjadi selfharmers sebut saja.. Saya memiliki pola pikir yang “apa untungny sih org begitu, berlebihan banget,” , “ga sakit apa? Kaya org gile aja ga pnya kerjaan lain” dan bbrapa tahun kemudian saya malah menjadi self harms. N i feel it, now i know why those people do it… Berjuang keras buat ga ad ya tahu.. Tapi d usia 20 thn saya baru tahu kalau it istilahny self-harm.. Dan di tahun 22 ini saya menemukan seseorang yg tahu bahwa saya melakukan hal ini. Dy pacar saya, saya berani berbagi cerita kelam saya, dan dy trkadang membantu saya untuk lepas dari predikat ini.. Banyak jalan. Saya juga punya teman yg mengetahui sikon saya. Trkadang dgn org yg bnr” bisa kita percaya semuanya dapat d luapkan, walau memang bercerita terkadang tidak membuat semuanya lega, tetapi seridaknya saya belajar sedikit demi sedikit mencintai diri saya.
Saya baru mengalaminya baru baru ini
saya sebenarnya tau tentang self harm ini tapi kadang saat bayangan masa2 menyakitkan itu datang saya tidak bisa mengontrol emosi saya untuk tdk melakukannya, saya merasa lebih baik jika rasa sakit juga luka itu nyata,..
Saya ingin sembuh tapi tidak tau bagaimana mengatasinya. Jujur tidak ada yg tau kalau saya sering menyakiti diri sendiri karna saya selalu menyembunyikannya.
Saya juga dulu seperti itu, sempet gak tahu apa sih self harm itu. Sampai akhirnya nemu artikel tentang self harm ini, dan alhamdulillah sekarang sudah gak melakukan lagi. Intinya sih ya itu, cintai diri sendiri. Kalau belum bisa, setidaknya carilah satu hal yang bisa dicintai seperti hobi, dan jangan lupa sibukkan diri dengan hal-hal positif.
*peluk Uchy*
InshaAllah sekarang jauh lebih baik, ya, Cy….
aamiiin.. terima kasih banyaakk xoxo
Aku juga sama tapi itu satu tahun yg laludan sekarang gue berusaha buat gak ngelakuin lagii.. Tapi bulan kmrn gue ngelakuin lagii saat orang yg gue anggap sahabat ngekhianatin gue
hi.. I just want you to know, dia gak pantes untuk setiap tetes darah kamu yang keluar. Maafin dia, tunjukkin kalau dengan dia berkhianat, dia yang kehilangan seorang sahabat. dan sekarang jalani hidup kamu dengan lebih baik, itu “balas dendam” terbaik.. đ biarlah kebiasaan masa lampau itu jadi pelajaran buat kita.. tetap semangat ya..
Bagaimana kalau penyebab saya self harm itu keluarga saya sendiri,orang tua saya,yang setiap hari ketemu di rumah.Saya masih remaja terlalu berat memikul beban,saya gk kuat.Belasan tahun hidup dalam drama,saya sulit bahkan tidak bisa percaya pada orang lain,sejak suatu kejadian enam tahun lalu.Itu penyebab saya jadi self harm,karena dalam pikiran saya,sebenarnya saya ingin melukai mereka tapi saya berpikir dari pada menyakiti orang lain lebih baik saya menyakiti diri sendiri.Stupid?yeah im a stupid and i don’t know how to stop,saya hanya merasa selama ini emosi saya bisa berkurang lewat goresan goresan di tangan saya.
youre’not stupid. and trust me, I know how it feels.. rasanya ketika gak bisa melampiaskan emosi. rasanya ketika lebih baik melukai diri sendiri. dan penyebab utama juga keluarga. saya juga masih perlu belajar lagi tentang pengendalian diri,tapi dulu saya bisa melampiaskan energi saya justru dengan olah raga. saya menghabiskan waktu berjam-jam di gym, atau olahraga lagi. dan itu berhasil. mungkin kamu bisa coba juga dengan olahraga. setidaknya badan kamu akan lelah di akhir hari sehingga gak perlu memikirkan hal yang jadi beban.. keep strong ya..
Kalo memukul mukul kepala dan menjedotkannya terus teriak teriak, apakah itu termasuk self harm.
Mohon dijawab mbak, terima kasih.
sayangnya iya mbak.. karena itu artinya melakukan sesuatu yang melukai diri sendiri.. đ
Yeah, baru” ini aku mulai berpikir -lebih baik aku mendonorkan darahku daripada membuang darahku dengan cutting-
Aku harap hal itu bisa terwujud
itu niatan keren banget.. segera laksanakan..
Aku gabisa berhenti ka;(( beban aku terus bertambah aku udah 6tahun kaya gini sekarang aku baru lulus smk. Gaada perubahan selama 6tahun itu setiap aku ada masalah aku selalu kepikiran buat silet2 tangan. Sampai aku punya temen psikolog yang selalu dengerin curhatan aku, bantuin aku buat sembuh. Alhamdulillah belakangan ini kebiasaan itu mulai berkurang ka;’)) tapi belum hilang. Aku udah berdoa, ibadah, sama ikhtiar. Aku yakin kalo suatu saat nanti aku bisa sembuh
in shaa Allah bisa.. yakin bisa.. salurkan energi buruk untuk lakuin aktivitas olahraga, muaythai atau boxing bisa jadi alternatif. atau lari, pasang target 5K setiap hari. apa pun yang bisa buat kita melupakan semua beban. manfaat olahraga itu bagus untuk mengeluarkan endorfin, hormon yang bisa bikin mood kita bagus. semangat yaaa
Aku mau coba lepas, tapi selalu ada perasaan pengen gores lagi :” tapi aku juga gak mau cerita ini ke temen . Perasaan takut di anggap aneh tuh selalu ada di kepala aku. Keluarga pun nggak aku ceritain karena ada masalah dan aku gak mau bebanin mereka lagi. Setiap ada perasaan hidup aku gak berguna, sakit hati, atau pengen mati selalu aku salurin lewat tangan kiri yang selalu aku goresin sampe berdarah, setelah itu aku merasa tenang walau sedikit. Selfharm ini bermula pas aku udah smp kelas 2 sampe sekarang kelas 3 smp. Karena pas waktu kecil aku ada masa yang cukup kelam dan udah terpendam lama tapi ke inget lagi. Dan itu bikin aku stres. Belum lagi dengan masalah keluarga yang makin menumpuk. Aku udah coba shalat, doa, minta di tenang kan fikiran dan hatiku.. walaupun bekerja sedikit tapi tetep aja perasaan gak berguna terus ada. Aku jadi gak merasa normal kayak yang lainnya dan itu bikin aku makin stres. Aku harap aku bisa keluar dari stres ini
Yaampuun kak aku mau nangis baca ini :” aku brows self harms karena kata temenku aku kek gitu trus nemu artikel ini sumpaaa barusan ajaa aku ngelakuin itu lagi :”
Gue punya temen chat, kata nya dia itu self harm… Gue ga tau bner apa kaga karna kan ga pernah ketemu,temen nya bilang kalo yg kena self harm itu orang nya pendiem dan tertutup… Nah itu cara ngobatin nya gmna?
Thank kak i’ll try to stop my self harm , i was tired i want to be normal person
Udah banyak bekas luka di tangan kiri ku aku mau belajar ngontrol emosi , thank you..
Hi mba Ucy peluk lagi akhirnya bisa yah mba, semoga bnyk yg terinspirasi lewat curahan mba ini untuk berhenti melakukan self harm
Saya masih SMA
Saya juga mengalami hal seperti ini
Dari smp sampe sekarang
Kadang nyesel sama bekas luka yang gak bisa hilang tapi juga puas atas luka yang bisa menenangkan pikiran
Hy kak. Aku tidak pernah cuuting tangan aku. Tapi aku selalu memukul / menonjok apapun yg ada di depan aku. Can you help me?
Dulu aku juga pernah melakukan ini dgn cara menjedotkan kepala ke tembok.Setelah itu memang perasaan jadi lumayan lega.Sampai beberapa kali aku melakukannya
Tapi sekarang aku sudah lumayan bisa mengendalikan emosinya.Saat perasaan kacau itu datang, aku milih utk menulisnya ya kaya semacam diary gitu dan itu sudah bisa bikin emosi reda
Btw, nice article
I have jst found this and thank you so much for writing this precious things! Iâm 17 y.o and everything feel so hard ( since when I was in jhs) tapi akhirâ ini semua tumpukan emosi itu terlalu bergejolak dan saya gak tau harus ngeluapin nya kayak gimana, saya gak melakukan cutting ( sebenarnya hampir ) tapi sudah jadi kebiasaan saya menekan kulit saya dengan kuku sendiri sampe berbekas dan rasanya selalu ada kelegaan tersendiri seolah itu bisa buat saya lebih tenang ketika sedang merasakan luapan emosi itu. Apakah yg saya lakukan itu termasuk self harm mbak?
Self harm itu nular gak ya?